Jumat, 13 Mei 2011

tugas metodologi penelitian

PEMBUATAN MIE BERBAHAN DASAR KULIT PISANG (Musa sp) SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN YANG BERGIZI






OLEH :
NAMA : DEBY KURNIA DEWI
NIM : 09312241007


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011

A. JUDUL PENELITIAN
PEMBUATAN MIE BERBAHAN DASAR KULIT PISANG (Musa sp) SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN YANG BERGIZI

B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki daerah sebaran pisang yang luas, hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil pisang, baik yang ditanam di ladang maupun yang terdapat dalam bentuk perkebunan. Tanaman pisang (Musa sp) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara yang kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Hampir seluruh wilayah Indonesia cocok untuk pertumbuhan tanaman pisang (Rosdiana, 2009). Tanaman pisang tersebar mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi, baik yang dibudidayakan di lahan khusus maupun ditanam sembarangan di kebun atau di halaman. Hampir setiap pekarangan rumah di Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat menghasilkan, dapat berlangsung lama, mudah ditanam dan mudah dipelihara (Sunarjono, 2004).
Penduduk Indonesia di berbagai daerah telah lama memanfaatkan buah pisang sebagai salah satu sumber dan olahan pangan misalnya menjadi aneka kue tradisional serta produk kuliner seperti pisang goreng dan pisang sale. Kandungan kalium yang cukup banyak terdapat dalam buah ini mampu menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, dan memperlancar pengiriman oksigen ke otak.
Umumnya masyarakat Yogyakrta hanya mengkonsumsi atau memakan buah pisangnya saja dan membuang kulitnya karena dianggap sebagai sampah (limbah buah pisang). Apabila limbah kulit pisang tersebut dibiarkan begitu saja maka tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya penumpukan sampah atau limbah kulit pisang. Melihat kenyataan tersebut, maka harus dicari solusi untuk menangani limbah kulit pisang tersebut. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan dan mengolah limbah kulit pisang tersebut lebih lanjut menjadi suatu bahan yang bermanfaat misalnya dalam pembuatan bahan pangan. Kandungan karbohidrat sebesar 18,50 % menyebabkan kulit pisang berpotensi sebagai sumber pati untuk pembuatan mie. (Lokankubo, 2007).
Mie instan merupakan makanan yang digemari di Indonesia dari anak-anak sampai orang tua. Berbagai merk mie instan beredar di seluruh Indonesia dan dapat dijumpai mulai dari pasar tradisional sampai supermarket besar.
Untuk menambah kegunaan dari buah pisang, perlu dilakukan alternatif pengolahan limbah kulit pisang. Salah satu pengolahannya adalah pembuatan tepung dari kulit pisang. Tepung kulit pisang yang dihasilkan dimaksudkan untuk meningkatkan nilai ekonomis kulit pisang dan memperpanjang umur simpan produk, serta memudahkan dalam penggunaan aplikasi produk. Selanjutnya, aplikasi produk ini untuk dijadikan bahan baku pembuatan mie, mengingat mie relatif banyak digemari banyak orang dari berbagai kalangan.

2. Identifikasi Masalah
Berkaitan dengan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah ini sebagai berikut:
a. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk pembutatan tepung.
b. Tepung kulit pisang dapat digunakan untuk bahan pangan.
c. Metode pembuatan tepung kulit pisang
d. Metode pembuatan mie kulit pisang

3. Pembatasan Masalah
a. Kulit pisang yang digunakan adalah jenis pisang raja
b. Kulit pisang yang digunakan terdapat di daerah Sleman
c. Metode perendaman menggunakan larutan natrium tiosulfat
d. Perbandingan tepung pisang dengan tepung terigu adalah 1:4




4. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang dimunculkan adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana proses pembuatan kulit pisang menjadi tepung pisang?
b. Bagaimana proses pengembangan tepung pisang menjadi mie?
c. Bagaimana proses pengemasan mie pisang yang menarik?

5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui proses pembuatan kulit pisang menjadi tepung pisang
b. Mengetahui proses pengembangan tepung pisang menjadi mie
c. Mengetahui proses pengemasan mie pisang yang menarik

C. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pisang
a. Definisi Pisang
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman pisang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara dengan pusat keanekaragaman utama wilayah Indo-Malaya. Pisang merupakan buah yang berasal dari taksonomi:
Divisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Musacea
Genus : Musa
Spesies : Musa sp
(Anonim, 2000)
Famili Musaceae dari ordo Scitaminae dan terdiri dari dua genus, yaitu genus Musa dan Ensete. Genus Musa terbagi dalam empat golongan, yaitu Rhodochlamys, Callimusa, Australimusa dan Eumusa. Golongan Australimusa dan Eumusa merupakan jenis pisang yang dapat dikonsumsi, baik segar maupun olahan. Buah pisang yang dimakan segar sebagian besar berasal dari golongan Emusa, yaitu Musa acuminata dan Musa balbisiana.
Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur. Percabangan tanaman bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu buah. Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak berbiji atau bersifat partenokarpi. Tanaman pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai macam topografi tanah, baik tanah datar ataupun tanah miring. Produktivitas pisang yang optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada tanah datar pada ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan keasaman tanah pada pH 4.5-7.5. Suhu harian berkisar antara 250 C-270 C dengan curah hujan 2000-3000 mm/tahun (Anonim, 2008)
Pisang merupakan tanaman yang berbuah hanya sekali, kemudian mati. Tingginya antara 2-9 m, berakar serabut dengan batang bawah tanah (bongol) yang pendek. Dari mata tunas yang ada pada bonggol inilah bisa tumbuh tanaman baru. Pisang mempunyai batang semu yang tersusun atas tumpukan pelepah daun yang tumbuh dari batang bawah tanah sehingga mencapai ketebalan 20-50 cm. Daun yang paling muda terbentuk di bagian tengah tanaman, keluarnya menggulung dan terus tumbuh memanjang, kemudian secara progersif membuka. Helaian daun bentuknya lanset memanjang, mudah koyak, panjang 1,5-3 m, lebar 30-70 cm, permukaan bawah berlilin, tulang tengah penopang jelas disertai tulang daun yang nyata, tersusun sejajar dan menyirip, warnanya hijau.
Pisang mempunyai bunga majemuk, yang tiap kuncup bunga dibungkus oleh seludang berwarna merah kecoklatan. Seludang akan lepas dan jatuh ketanah jika bunga telah membuka. Bunga betina akan berkembang secara normal, sedang bunga jantan yang berada di ujung tandan tidak berkembang dan tetap tertutup oleh seludang dan disebut sebagai jantung pisang. Jantung pisang ini harus dipangkas setelah selesai berubah. Tiap kelompok bunga disebut sisir, yang tersusun dalam tandan. Jumlah sisir betina antara 5-15 buah. Buahnya buah buni, bulat memanjang, membengkok, tersusun seperti sisir dua baris, dengan kulit berwarna hijau, kuning, atau coklat. Tiap kelompok buah atau sisir terdiri dari beberapa buah pisang. Berbiji atau tanpa biji. Bijinya kecil, bulat, dan warna hitam. Buahnya dapat dipanen setelah 80-90 hari sejak keluarnya jantung pisang. Karena bukan buah musiman, buah pisang selalu ada setiap saat. Buah pisang kebanyakan dimakan segar, dikolak, dikukus, atau diolah lebih lanjut menjadi pisang selai, keripik, atau tepung pisang. (Anonim, 2008). Jenis pisang dibagi menjadi tiga:
1) Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.
2) Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok.
3) Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk. Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).
b. Kandungan dan Manfaat Buah Pisang
Pisang memiliki banyak kandungan yang berguna bagi tubuh dan memiliki banyak manfaat. Dalam buah pisang mulai dari rhizome yang dimilikinya sampai kulit pisang dapat kita ambil manfaatnya. Daging buahya sebagai makanan, kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka pisang dengan proses fermentasi, bonggol pisang dapat dijadikan soda sebagai bahan baku sabun dan pupuk kalium. Batangnya dapat digunakan sebagai penghasil serat bahan baku kain dan makanan ternak, daun pisang yang digunakan sebagai pembungkus makanan tradisional Indonesia, kemudian air umbi batang pisang yang dapat digunakan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar dan air batang pisang yang digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun.
Buah Pisang juga mengandung tiga jenis gula alami yaitu sukrosa, fruktosa dan glukosa yang dikombinasikan dengan fiber. Pisang dapat memberikan tambahan energi langsung yang cukup banyak. Namun bukan hanya energi yang dihasilkan, buah pisang juga dapat menjaga tubuh selalu fit. Dan dapat membantu untuk mencegah beberapa penyakit. Berikut ini adalah beberapa kandungan dalam buah pisang dan manfaatnya yaitu:
Kandungan dan Manfaat Pisang
No Kandungan Zat Manfaat
1 Tryptphan Menangani depresi
2 Vitamin B Mencegah ketegangan urat syaraf
3 Vitamin B6, B12 Mencegak efek nikotin
4 Vitamin B6 Mengurangi gejala PMS (Pre Menstruation Syndrome)
5 Zat Besi (Fe) Anemia
6 Potassium Mengurangi tekanan darah tinggi, stress, dan stroke
7 Fiber pisang Sembelit dan mencegah gangguan pencernaan
8 Zat asam semut Penyakit jantung
9 Asam Folat Perkembangan sistem syaraf janin
(Anonim, 2008)
Kandungan Buah Pisang Raja
No Kandungan Zat Jumlah
1 Kalori 120 kal
2 Protein 1.2
3 Lemak 0.2
4 Karbohidrat 31.8
5 Kalsium 10
6 Fosfor 22
7 Besi 0.8
8 Vitamin B1 0.06
9 Vitamin C 10
(Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1981)
Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya. Pisang mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat dan lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja dan membuang kulit pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang ternyata memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90 % dan karbohidrat sebesar 18,50 %. Hasil penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan, memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata. Selain kaya vitamin B6, kulit pisang banyak mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina. Dalam studi klinis yang dilakukan, para peneliti membandingkan efek ekstrak kulit pisang bagi retina mata pada dua kelompok. Pertama adalah kelompok kontrol dan kelompok kedua adalah responden yang diberi ekstrak kulit pisang dan mereka dipapari cahaya selama enam jam dalam dua hari. Hasilnya, yang tidak mendapat ekstrak kulit pisang sel retinanya menjadi mati, sedangkan kelompok lainnya retinanya tidak mengalami kerusakan. Sementara itu untuk mengatasi depresi, para peneliti menyarankan untuk meminum air rebusan kulit pisang atau membuatnya dalam bentuk jus segar selama beberapa kali dalam seminggu karena dalam kulit pisang terdapat sumber vitamin B6 yang dibutuhkan untuk membuat serotonin dalam otak. Serotonin berfungsi mengurangi rasa sakit, menekan nafsu makan, menimbulkan relaks, dan mengurangi ketegangan.
Kulit pisang mengandung vitamin C, vitamin B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup (Sulffahri.2008). Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90% dan karbohidrat sebesar 18,50%. Karbohidrat adalah suatu zat gizi yang berfungsi sebagai asupan energi utama, dimana tiap gramnya menghasilkan 4 kalori (17 kilojoule) energi pangan per gram.
2. Tepung
a. Definisi Tepung
Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mie, sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama tepung terigu yang berperan dalam pembuatan mie adalah gluten. Gluten dapat dibentuk dari gliadian (prolamin dalam gandum) dan glutein. Protein dalam tepung tepung terigu untuk pembuatan mie harus dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mie menjadi elastis dan tahan terhadap penarikan sewaktu proses produksinya. Bahan-bahan lain yang digunakan antara lain air, garam, bahan pengembang, zat warna, bumbu dan telur. (Buditriyono, 2008)
b. Kandungan Tepung
No Kandungan Zat Jumlah
1 Kalori 365 kal
2 Protein 8.9
3 Lemak 1.3
4 Karbohidrat 77.3
5 Kalsium 16
6 Fosfor 106
7 Besi 1.2
8 Vitamin B1 0.12
(Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1981)





3. Mie
Mie adalah adonan tipis dan panjang yang telah digulung, dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih. Istilah ini juga merujuk kepada mie kering yang harus dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air. Orang Italia, Tionghoa, dan Arab telah mengklaim bangsa mereka sebagai pencipta mi, meskipun tulisan tertua mengenai mi berasal dari Dinasti Han Timur, antara tahun 25 dan 220 Masehi. Pada Oktober 2005, mi tertua yang diperkirakan berusia 4.000 tahun ditemukan di Qinghai, Tiongkok.
Mie merupakan juga salah satu jenis makanan yang paling populer di Asia khususnya di Asia Timur dan Asia Tenggara. Menurut cerita, mie pertama kali dibuat dan diproduksi di daratan Cina kira-kira 2000 tahun yang lalu di bawah kekuasaan dinasti Han. Dari Cina, mie berkembang dan menyebar ke Jepang, Korea, Taiwan, Indochina, dan Asia Tenggara, bahkan meluas ke seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat dan daratan Eropa. Sesungguhnya seni menggiling gandum dan pembuatan roti telah lebih dahulu berkembang di Timur Tengah: Mesopotamia, Mesir, dan Persia. Logikanya mie juga mula-mula dikembangkan dan diajarkan sebagai lembaran roti yang tidak mengembang, yang di Cina tampaknya mie mendapat perhatian sangat khusus dalam pengembangannya. Dalam bahasa Inggris mie disebut noodle, yang sebenarnya berasal dari bahas Jerman, nudel. Asal istilah tersebut tidak jelas. Secara tradisional di antara masyarakat Cina, mie karena bentuknya yang panjang sering digunakan simbol umur panjang, dan selalu disajikan dalam pesta ulang tahun. Dengan berkembangnya produk mie dan teknologi pembuatan mie, maka pembuatan mie tidak lagi terbatas hanya dari bahan mentah utama terigu (mian) saja, tetapi mie dapat dibuat dari tepung beras yang di sebut bihun (fen), dari pati kacang hijau yang disebut so’un (fensi), serta yang terbuat dari tepung terigu dan beras yang disebut shomein. Secara tradisional, khususnya di Cina Utara pembuatan mie terigu dilakukan dengan cara melempar-lempar adonan ke udara sehingga menjadi tali temali yang panjang, kemudian ditarik, dilipat, dan dipotong sehingga menjadi benang atau tali. Adonan mie yang dibuat dengan cara tersebut dapat menghasilkan tali-tali tebal seperti macaroni.
Kira-kira 700 tahun yang lalu manusia berhasil membuat mie berukuran kecil dengan menggunakan alat mekanik. Revolusi pembuatan mie secara mekanik baru terjadi setelah T. Masaki berhasil menciptakan mesin pembuat mie pada tahun 1854. Sejak memasuki abad ke-20, mie telah banyak dikenal dan digemari oleh masyarakat di luar Cina dan Jepang. Sejak saat itu, mie mengalami banyak perkembangan. Dari mie yang dihidangkan dingin dan sangat terkenal di Cina, kemudian di Jepang juga dikembangkan mie instan dengan nama Chicken Ramen (1957) dan pada tahun 1962 muncul mie instan baru dengan nama Saporo Ramen. Pada tahun 1964 bermunculan berbagai industri yang memproduksi mie instan Cina dengan bungkus Polietilen yang dapat direkatkan dengan panas, hingga berkembang menjadi bahan pembungkus Polysteren yang mampu menyimpan panas cukup lama pada tahun 1971, dengan bentuk cangkir atau mangkuk. Dengan perkembangan wadah baru tersebut, konsumen dapat memegang cangkir atau mangkuk yang berisi produk sangat panas tanpa tangannya kepanasan. Untuk menjaga kesegaran mie dalam waktu yang cukup lama, telah berhasil ditemukan teknologi pembekuan pada tahun 1974. Mulai tahun 1977, teknologi pembekuan dan pengeringan diterapkan dalam produksi mie instan secara komersial. (Tridharma, 2008)
Tips untuk membuat mie supaya kenyal dan lezat antara lain:
1) Mie harus dibuat dengan menggunakan tepung terigu bergluten tinggi dengan tingkat protein lebih dari 12 % sehingga mie yang dihasilkan elastis dan tidak gampang putus.
2) Selain tepung terigu bergluten tinggi, juga diperlukan tambahan air, garam serta air khi. Air khi terbuat dari air abu tetapi beraroma khas dan membuat mie tidak gampang putus.
3) Uleni mie hingga kalis, artinya adonan tersebut tidak putus saat ditarik dan terasa elastis.
4) Telur juga dapat ditambahkan ke dalam adonan mie sehingga citarasa mie menjadi lebih gurih dan warnanya menjadi lebih kuning.
5) Tutup selalu adonan mie dengan plastik atau lap lembab supaya mie tidak kering dan putus saat digiling.
6) Cetak mie menggunakan alat penggiling mie, taburi terlebih dahulu seluruh permukaan mie dengan tepung kanji/tepung terigu/tepung maizena sehingga mie tidak lengket.
7) Mie dapat diolah menjadi beragam sajian dengan cara direbus atau digoreng. Untuk mie basah, cuci dahulu dengan air panas supaya mienyak menghilang. Sedangkan untuk mie kering, rendam atau rebus dalam air panas hingga lunak.
Tips lain agar kualitas mie menjadi baik yaitu sebelum digiling, diamkan adonan selama 15 menit agar adonan tidak mudah putus (kenyal) Masukkan hasil mie yang telah digiling ke dalam plastik, agar warna tidak cepat berubah. Dalam perebusan sebaiknya menggunakan air bersih, dengan pH (tingkat keasaman) 6-7.
Ciri mie yang baik adalah kenyal, warna mie rata, tidak mudah lembek bila di rebus dan rasa mie yang lembut. Cara-cara terbaik untuk mengawetkan mie yaitu dengan dikukus, dikukus saja lalu digoreng, dijemur, dikukus lalu dijemur.
Membuat mie dengan tepung terigu protein rendah memerlukan waktu perebusan yang lebih singkat dibandingkan dengan mie yang dibuat dengan menggunakan tepung terigu protein tinggi. Mie yang dibuat dengan tepung terigu berprotein rendah akan cepat lembek bila direbus agak lama
(Anonim, 2009).
Kandungan Mie
No Kandungan Zat Jumlah
1 Kalori 337 kal
2 Protein 7.9
3 Lemak 11.8
4 Karbohidrat 50
5 Kalsium 49
6 Fosfor 47
7 Besi 2.8
8 Vitamin B1 0.01
(Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1981)

D. METODE PENGUMPULAN DATA
1. Subyek
Kulit pisang
2. Obyek
1) Tepung pisang
2) Mie pisang
3. Alat Dan Bahan Penelitian
a. Alat:
1) Alat pengering
2) Alat penggoreng
3) Alat penghancur atau penggiling
4) Alat pengukus
5) Ayakan atau saringan
6) Kipas Angin
7) Mixer
8) Perajang
9) Pisau
10) Roll pemotong mie
11) Wadah
b. Bahan:
1) Air
2) Garam
3) Kulit pisang raja
4) Minyak Goreng
5) Natrium tiosulfat
6) Plastik
7) Soda abu
8) Telur
9) Tepung terigu


4. Prosedure Kerja
a. Proses Pembuatan Kulit Pisang menjadi Tepung Pisang
1) Pisang yang telah tua dikupas kulitnya, dipisahkan daging buahnya.
2) Dipotong kecil-kecil berukuran kurang lebih 1cm x 0,5 cm dengan pisau atau alat pengiris.
3) Pisang direndam dalam larutan natrium tiosulfat, setelah itu ditiriskan.
4) Potongan pisang harus dikeringkan. Jika pengeringan dengan sinar matahari perlu waktu kurang lebih dua hari. Jika menggunakan alat pengering gabah (dengan suhu 60oC) proses pengeringan lebih cepat. Untuk mengeringkan dua kuintal pisang segar hanya perlu waktu 1 jam 20 menit.
5) Setelah kering atau kadar air kurang lebih 14 %, potongan pisang dapat digiling/dihancurkan dengan menggunakan hammer mill atau ditumbuk.
6) Hasil penggilingan kemudian diayak

b. Proses Pembuatan Mie Pisang
1) Campurkan bahan–bahan yang berupa tepung terigu, tepung kulit pisang, air, garam, bahan pengembang dan telur dengan ukuran tertentu dengan menggunakan mixer lalu proses hingga bahan tercampur rata. waktu pengadukan (15–25 menit)
2) Masukkan adonan mie ke dalam mesin penggiling atau mesin roll. Giling adonan dengan beberapa step hingga ketebalan yang di inginkan, di mulai dari ukuran yang paling tebal sampai ke yang paling tipis
3) Potonglah memanjang lembaran adonan yang tipis selebar 1 - 2 mm dengan rool pemotong mie, dan selanjutnya dipotong melintang pada panjang tertentu
4) Kukuslah adonan yang telah dipotong melintang tersebut
5) Gorenglah mie dengan minyak pada suhu 140–150oC selama 60 sampai 120 detik
6) Tiriskan mie dengan cepat hingga suhu 40oC dengan kipas angin yang kuat.
7) Dinginkan mie tersebut


c. Proses Pengemasan Mie Pisang
Setelah mie yang diproduksi sudah kering, maka mie siap untuk dikemas dengan kemasan plastik. Pengemasan menggunakan wadah plastik dengan isi bersih 1 kg. Pada pengemasan ini cantumkan merek. Hal ini dirnaksudkan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap produk.

E. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Pisang. Diambil tanggal 16 April 2011 dari http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/pisang.pdf
Anonim. 2004. Limbah Pisang. Diambil tanggal 08 April 2011 dari http://www.situshijau.co.id
Anonim. 2005. Kandungan Pisang. Diambil tanggal 08 April 2011 dari http://www.ebookpangan.com
Anonim. 2008. Cara Membuat Tepung Pisang. Diambil pada tanggal 08 April 2011 dari http://www.bogasari.com
Anonim. 2008. Pengembangan Limbah Kulit Pisang. Diambil pada tanggal 08 April 2011 dari http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/pkm/article/view/2371
Anonim. 2008. Tepung Dari Kulit Pisang, Makanan Yang Murah dan Sangat Kaya Akan Gizi. Diambil tanggal 11 April 2011 dari teknologitinggi.wordpress.com/2008/04/19/tepung-dari-kulit-pisang- makanan-yang-murah-dan-sangat-kaya-akan-gizi
Anonim. 2010. Pisang Raja dan Brokoli Menyehatkan Usus. Diambil tanggal 16 April 2011 dari http://jurnalberita.com/2010/12/pisang-raja-dan-brokoli-menyehatkan-usus/
Buditriyono. 2008. Analisis Nutrisi dan Kesehatan pada Pembuatan Mie Instan Dengan Disuplementasi Tepung Kulit Pisang dan Bekatul, Serta Potensinya sebagai Makanan sehat, Kaya Nutrisi dan pencegah Berbagai Macam Penyakit. Diambil tanggal 16 April 2011 dari http://buditriyono.multiply.com/journal/item/3/penelitianku
Catros. 2008. Manfaat Mie Pisang. Diambil tanggal 11 April 20011 dari http://catros.wordpress.com
Dadan. 2010. Solusi Jitu Peningkatan Pendapatan Berbasis Kulit Pisang. Diambil tanggal 11 April 2011 dari http://da2nmochamadramdhani.multiply.com/journal/item/2
Damayanti, E. dan Eddy S.M. 1995. Teknologi makanan. Jakarta: Depdikbud.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Bhratara Karya Aksara
Lokankubo. 2007. Manfaat Kulit Pisang. Diambil tanggal 11 April 2011 dari http://lokankubo.multiply.com/journal/item/40
Rosdiana, Rina. 2009. Pemanfaatan limbah dari kulit pisang. Diambil tanggal 08 April 2011 dari http://onlinebuku.com/2009/01/29/pemanfaatan-limbah-dari-tanaman-pisang/bahan-makanan-dari-pisang-dan-kulit-nya
Tohir, K. A. 1981. Pedoman Bercocok Tanam Pohon Buah-buahan. Jakarta: Pradaya Paramita.
Tridharma. 2008. Pemnfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Substituen Tepung. Diambil tanggal 08 April 2011 dari http://himdikafkipuntan.blogspot.com/2008/05/pemnfaatan-limbah-kulit-pisang-sebagai.html

0 komentar:

Posting Komentar